"Our deepest fear is not that we are inadequate. Our deepest fear is that we are powerful beyond measure. It is our light, not our darkness that most frightens us". quotation ini berasal dari buku A Return To Love: Reflections on the Principles of A Course in Miracles oleh Marianne Williamson
Sebenarnya kutipan ini masih panjang, namun saya cukupkan sampai disana tersebut. Banyak juga yang mengira kata-kata tersebut di kutip dari Nelson Mandella, namun sudahlah, saya tidak ingin membahas kutipan tersebut dan siapa yang menulis atau menyebutkannya lebih dahulu. saya ingin berbagi mengenai makna yang saya tangkap dari kalimat tersebut.
Saya mendapatkan kalimat itu pada kultwit (Kuliah-kuliahan di Twitter) oleh Bapak Goenawan Mohamad, saat beliau bercerita dan berbagi mengenai pengalamannya saat WTC11 Sept 2001 di NewYork. http://twitter.com/gm_gm/status/21199478943
"Our deepest fear is not that we are inadequate. Our deepest fear is that we are powerful beyond measure. It is our light, not our darkness that most frightens us". saya transliterasikan menurut versi saya sbb:
Ketakutan kita bukanlah karena "ketidakmampuan kita" tapi pada "kekuatan kita" saat kita berada di bawah tekanan. Sisi baik itulah yang paling menakutkan kita, bukan pada sisi buruknya".
Silahkan saudara-saudara yang berkemampuan berbahasa inggris menyempurnakan terjemahan saya tersebut.
----------------
Braders, secara umum, di sadari atau tidak, hampir semua orang khawatir dan takut akan kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya. Untuk menutupi atau menghindari ketakutan atas kelemahan tersebut, kita banyak mendapatkan cara. Salah satu yang positif adalah melengkapi diri, belajar untuk mengejar ketertinggalan. Kita mengenali kelemahan kita, dari sanalah kita berangkat untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan segala hal yang mungkin akan terjadi. Umum bukan? semua orangpun tahu ini.
Ada satu hal yang diketahui namun kurang disadari oleh kita. saat dibawah tekanan, kita akan menggunakan segala sumberdaya untuk satu hal, konsentrasi penuh, tubuh, jiwa dan pikiran berkolaborasi menjawab satu hal, hasilnya... sesuatu yang tidak pernah kita duga. "Saya tidak percaya dapat melakukannya" itu sebuah komentar umum atas keberhasilan yang baru saja dicapai. Yang di perlukan adalah sebuah tekanan "measure" yang tepat. Ada sebuah buku bagus yang sedikit mengungkap rahasia ini, "the power of 'kepepet'".
Quote atau kutipan di atas menunjukkan bahwa ada kekuatan yang kurang kita kenali, kurang mendapat perhatian kita, sebuah kekuatan yang muncul pada saat kita mengalami tekanan. Kekuatan itu ada dalam diri kita, namun butuh pemicu untuk mengeluarkannya. Seorang pendiam yang selalu tampak menghindari masalah, mencoba segala cara untuk menyelesaikan masalah dengan baik, memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan sebaliknya. Kita akan kaget mendapati seorang yang pendiam saat sedang murka. Orang tua mengibaratkannya dengan istilah "mengganggu macan tidur".
Orang yang mengenali potensi dari kekuatan tersembunyi itu kadang takut, mengingat akibat dan hasil yang dapat diakibatkannya berada diluar dari yang dapat diperhitungannya. Sisi unpredictable ini yang membuat orang khawatir. Khawatir apakah efeknya baik atau sebaliknya. Sisi uncontrolable, alias tidak dapat di kontrol juga ada, potensi tersembunyi yang terpaksa keluar kadang tidak dapat dikendalikan. Mungkin kata "mengamuk" adalah kata yang tepat untuk menggambarkan fenomena itu.
_____________________________________
tulisan di atas gayanya sok pake bahasa ilmiah, padahal cuma sotoy-sotoyan :p
No comments:
Post a Comment