Aku terus menyeret langkah. Kurasakan seluruh dinding bergoyang. Lampu-lampu benderang. Seluruh wajah dalam lukisan seketika menjadi hidup. Aku berlari dari satu peristiwa ke peristiwa berikutnya. Menikmati tawa, canda, dan airmata. Sampai akhirnya seluruh warna-warni mengalami konvergensi, membentuk episode yang utuh. Aku mendengar suara-suara masa lalu kian nyaring memanggil. Aku terseret lagi ke tengah pusaran, terengah, dan akhirnya tersesat pada lukisan keseratus. Pada lukisan terakhir itu, kutemukan garis wajahku yang utuh. Di bawahnya terdapat coretan: seluruhnya kudedikasikan padamu. Adakah yang melebihi kekuatan dan dorongan untuk berkarya, kecuali cinta?
Hoyong maca Klik chek it out
Hoyong maca Klik chek it out
No comments:
Post a Comment